Iman Dipertegas

Mazmur 56:4

Setiap orang memiliki area ketakutan di dalam dirinya sekalipun dengan kapasitas yang berbeda. Ketika rasa takut itu telah menguasai diri kita, maka ketakutan itu akan memengaruhi keseimbangan rohani, dan iman kita sedang menghadapi tantangan terbesar. Hal inilah yang ditegaskan oleh Daud melalui sebuah pernyataan iman yang pendek namun menuntut pergumulan yang panjang dan dalam, untuk membuatnya terucap di pintu bibir kita. Tidaklah mudah memfokuskan iman kita kepada Tuhan ketika ketakutan mengalir di setiap pembuluh darah kita. Dr. Stanley mengatakan, “Sekalipun ketakutan tidak dapat mematikan tubuh jasmani kita, namun dapat melumpuhkan kita dan menciptakan kegentaran yang dalam, serta membuat kita sakit secara emosi dan fisik.” Lalu, bagaimanakah kita dapat mengatasinya?

Hanya ada satu prinsip yang sederhana untuk dapat mengalahkan ketakutan, yaitu denan lebih memfokuskan diri kepada Tuhan, bukan kepada ketakutan kita. Nick Walenda yang telah berhasil menyeberangi air terjun Niagara serta Grand Canyon, telah menjadi contoh terbaik dari penerapan prinsip ini. Jika ketakutan jauh lebih menghantui Nick, maka Niagara serta Grand Canyon tidak akan terseberangi. Namun, dengan persiapan diri yang baik serta tekad yang kuat untuk mengalahkan ketakutan yang ada, Nick mulai memfokuskan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Ia mulai mengambil langkah pertama memijakkan kakinya di atas sebuah kawat yang berdiameter 2 inci, tanpa pengaman dan terus melangkah dengan fokus yang penuh, sehingga ia mampu menyeimbangi terpaan angin yang makin kencang. Demikianlah gambaran perjalanan kita dalam mengalahkan ketakutan kita. Tidak ada jalan lain untuk mengalahkan ketakutan kita selain mengambil langkah pertama untuk memercayai Tuhan dan terus melangkah sekalipun gembusan angin semakin terasa.

Di sebuah mall, seorang gadis kecil didudukkan pada sebuah sepeda yang terpasang di atas seutas kawat, serta diperlengkapi dengan pengaman yang sangat baik. Ketika pedalnya dikayuh, maka sepeda tersebut akan berjalan di atas kawat itu. Namun, sekalipun diberi semangat yang penuh dari orang tuanya dan penonton, serta diyakinkan akan sistem pengaman yang ada, gadis kecil ini tetap mengalami ketakutan. Ia tidak mampu mengalahkan ketakutannya dan kemudian menyerah. Bukankah kita jauh lebih banyak bersikap seperti gadis kecil ini? Sekalipun kita tahun bahwa kesetiaan dan keperkasaan Tuhanlah yang telah menjadi sistem pengaman, namun kita tidak berani memercayai Dia. Oleh karena itu, jika ketakutan itu datang, maka langkah pertama adalah memercayai Tuhan dan fokus pada kehebatanNya di dalam kehidupan kita. Selain itu, persiapkan diri kita dengan senjata firman Tuhan dan fokus pada janji-janjiNya, maka ketakutan akan semakin tersisih. Jika ketakutan hadir, maka iman kita harus dipertegas.

==================================================================

Aku takut terhadap nasib hidupku, sampai aku menyadari bahwa aku memiliki kekuatan untuk bisa mengubahnya. – Anonim

Leave a comment