Untuk Apa Dia Diciptakan?

Kejadian 1:20-22

Bila mendengar kata “nyamuk”, kebanyakan orang pasti langsung menunjukkan rasa tidak suka. Hampir tidak ada satu orang pun yang senang dengan keberadaan nyamuk. Bahkan ada yang mengatakan bahwa bumi akan menjadi jauh lebih baik bila nyamuk menghilang dari bumi ini. Tentu saja ada perkataan seperti itu, karena nyamuk ini adalah salah satu serangga yang dianggap sangat merugikan manusia. Nyamuk dapat menularkan penyakit seperti demam berdarah, malaria, demam chikungunya, dan demam penyakit kuning. Bahkan karena keberadaan nyamuk ini, banyak orang memasang kawat anti nyamuk di rumah mereka agar dapat terhindar dari serangga kecil yang menakutkan ini. Pada intinya, nyamuk adalah musuh yang dibenci oleh manusia dan harus dihapuskan keberadaannya dari muka bumi ini. Benarkah nyamuk hanya merugikan manusia? Bukankah nyamuk adalah ciptaan Tuhan dan semua ciptaanNya adalah baik adanya? Lalu mengapa Ia menciptakan nyamuk?

Keberadaan serangga ini mendatangkan kontroversi di kalangan para ilmuwan. Phil Lounibos, seorang ahli ekologi di Florida Medis Laboratorium Entomologi di Vero Beach mengatakan, “Menghilangkan nyamuk akan meringankan hidup manusia.” Di pihak lain, John Addicott, seorang ahli ekologi dari University of Calgary, pada tahun 1974 mempublikasikan penelitiannya tentang struktur pemangsa dan mangsa pada tanaman pelontar, yaitu bahwa larva nyamuk merupakan anggota yang penting di kolam kecil bervolume 25-100 mil dari tanaman sarracenia purpurea di pantai timur Amerika Utara. Jenis spesies nyamuk wyeomyia smithi dan metriocnemus knabi hidup di sana bersama dengan bakteri dan hewan bersel satu. Ketika serangga lainnya tenggelam, nyamuk ini akan memakan bangkainya, sementara larva akan mengolah sisa bangkai tersebut menjadi nitrogen yang diperlukan tanaman. Dalam kasus ini, nyamuk mungkin akan memengaruhi pertumbuhan tanaman. Hal lain juga dikatakan oleh Dina Fonseca dari Rutgers University, tentang kenyataan bahwa nyamuk adalah serangga penyerbuk utama bagi tanaman cokelat. Jadi menurutnya, menghilangkan nyamuk sama artinya dengan membuat dunia tanpa cokelat.

Apa yang Tuhan ciptakan selalu baik. Nyamuk memang telah mengukir sejarah dalam hidup mereka sebagai serangga yang dimusuhi dan hendak dimusnahkan oleh manusia. Tetapi, ternyata nyamuk juga mempunyai manfaat yang tidak dapat disepelekan. Seperti nyamuk, sering kali kita melihat sesuatu yang terkesan sangat merugikan, seharusnya tidak ada di dunia ini. Tetapi, apa yang kita anggap harus dimusnahkan dan tidak memiliki fungsi sama sekali, ternyata tanpa disadari memiliki peranan yang sangat penting bagi hidup kita. Untuk itu, bersyukurlah atas apa yang sudah Tuhan ciptakan, karena di dalam semuanya, ada rahasia besar mengapa mereka harus ada.

==================================================================

Saya pesimis karena kecerdasan, tetapi optimis karena kehendak. – Antonio Gramsci

Iman Dipertegas

Mazmur 56:4

Setiap orang memiliki area ketakutan di dalam dirinya sekalipun dengan kapasitas yang berbeda. Ketika rasa takut itu telah menguasai diri kita, maka ketakutan itu akan memengaruhi keseimbangan rohani, dan iman kita sedang menghadapi tantangan terbesar. Hal inilah yang ditegaskan oleh Daud melalui sebuah pernyataan iman yang pendek namun menuntut pergumulan yang panjang dan dalam, untuk membuatnya terucap di pintu bibir kita. Tidaklah mudah memfokuskan iman kita kepada Tuhan ketika ketakutan mengalir di setiap pembuluh darah kita. Dr. Stanley mengatakan, “Sekalipun ketakutan tidak dapat mematikan tubuh jasmani kita, namun dapat melumpuhkan kita dan menciptakan kegentaran yang dalam, serta membuat kita sakit secara emosi dan fisik.” Lalu, bagaimanakah kita dapat mengatasinya?

Hanya ada satu prinsip yang sederhana untuk dapat mengalahkan ketakutan, yaitu denan lebih memfokuskan diri kepada Tuhan, bukan kepada ketakutan kita. Nick Walenda yang telah berhasil menyeberangi air terjun Niagara serta Grand Canyon, telah menjadi contoh terbaik dari penerapan prinsip ini. Jika ketakutan jauh lebih menghantui Nick, maka Niagara serta Grand Canyon tidak akan terseberangi. Namun, dengan persiapan diri yang baik serta tekad yang kuat untuk mengalahkan ketakutan yang ada, Nick mulai memfokuskan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Ia mulai mengambil langkah pertama memijakkan kakinya di atas sebuah kawat yang berdiameter 2 inci, tanpa pengaman dan terus melangkah dengan fokus yang penuh, sehingga ia mampu menyeimbangi terpaan angin yang makin kencang. Demikianlah gambaran perjalanan kita dalam mengalahkan ketakutan kita. Tidak ada jalan lain untuk mengalahkan ketakutan kita selain mengambil langkah pertama untuk memercayai Tuhan dan terus melangkah sekalipun gembusan angin semakin terasa.

Di sebuah mall, seorang gadis kecil didudukkan pada sebuah sepeda yang terpasang di atas seutas kawat, serta diperlengkapi dengan pengaman yang sangat baik. Ketika pedalnya dikayuh, maka sepeda tersebut akan berjalan di atas kawat itu. Namun, sekalipun diberi semangat yang penuh dari orang tuanya dan penonton, serta diyakinkan akan sistem pengaman yang ada, gadis kecil ini tetap mengalami ketakutan. Ia tidak mampu mengalahkan ketakutannya dan kemudian menyerah. Bukankah kita jauh lebih banyak bersikap seperti gadis kecil ini? Sekalipun kita tahun bahwa kesetiaan dan keperkasaan Tuhanlah yang telah menjadi sistem pengaman, namun kita tidak berani memercayai Dia. Oleh karena itu, jika ketakutan itu datang, maka langkah pertama adalah memercayai Tuhan dan fokus pada kehebatanNya di dalam kehidupan kita. Selain itu, persiapkan diri kita dengan senjata firman Tuhan dan fokus pada janji-janjiNya, maka ketakutan akan semakin tersisih. Jika ketakutan hadir, maka iman kita harus dipertegas.

==================================================================

Aku takut terhadap nasib hidupku, sampai aku menyadari bahwa aku memiliki kekuatan untuk bisa mengubahnya. – Anonim

Semuanya Baik

Kejadian 1:12

Saya tersenyum dan sekaligus mengucap syukur kepada Tuhan ketika melihat iklan sari kulit manggis yang dijual sebagai antioksidan yang sangat baik bagi tubuh kita. Bagaimana saya tidak akan tersenyum. Manggis adalah buah kesukaan saya, selain rambutan, leci, dan sawo. Selama saya makan manggis hingga sekarang saya sudah berumur setengah abad lebih, belum pernah terpikir oleh saya untuk sekalian makan kulitnya sekalipun warna kulitnya cukup menarik dan terasa empuk juga. Ternyata bagian kulit manggis yang berwarna keunguan mengandung senyawa xanthone dalam konsentrasi yang tinggi. Xanthone memiliki sifat-sifat antioksidan, antikanker, antiradang, dan antibakteri, sehingga sangat baik dikonsumsi secara rutin untuk menjaga kesehatan dan mencegah munculnya beragam penyakit di antaranya penyakit jantung, diabetes, darah tinggi, dan kanker.

Penemuan lain yang juga cukup mengejutkan adalah ‘chitosan’ yang terdapat dalam kulit udang atau rajungan. Ternyata chitosan mempunyai khasiat yang luar biasa, di antaranya sebagai bahan pengawet makanan, meningkatkan daya tahan tubuh, penghambat pertumbuhan sel kanker lambung, menurunkan kadar kolesterol, mengontrol tingkat asam urat, dan mempercepat kesembuhan pada luka. Pada dunia kosmetika, chitosan dimanfaatkan sebagai pelembab, antioksidan, dan tabir surya. Itu sebabnya ada yang menganjurkan agar jika kita makan udang, makanlah sekalian dengan kulitnya. Uh … kalau udangnya kecil sih tidak apa-apa … tapi kalau udang galah … bagaimana ya rasanya makan kulitnya?

Dengan kemajuan teknologi, semakin lama semakin banyak yang bisa diketahui oleh manusia. Kulit manggis dan kulit udang yang dulunya dibuang, ternyata sangat berguna bagi manusia. Ini baru dua contoh saja yang dikemukakan, padahal masih banyak lagi contoh lainnya. Semua ini membuktikan bahwa apa yang Tuhan telah ciptakan pada mulanya, memang sungguh baik adanya. Itu sebabnya saya tersenyum dan mengucap syukur karena memang Tuhan luar biasa, Ia maha kuasa dan penuh hikmat yang tak sanggup dipahami oleh manusia. Apa yang Ia ciptakan sungguh semuanya baik adanya.

Hal lain yang bisa dipelajari dari penemuan-penemuan di atas adalah : Jawaban bagi banyak persoalan kita, sebenarnya semuanya suda hada di sekitar kita. Kita tinggal berusaha untuk menemukan dan mengambilnya. Semakin kita berusaha, semakin jalan akan dibukakan dan ditunjukkan oleh Tuhan. Tuhan akan menunjukkan hal-hal apa saja yang kita butuhkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan kita. Sekali lagi, kita hanya perlu berusaha dan berusaha! Jika kita merasa kekurangan hikmat, Tuhan sudah berkata mintalah kepadaNya.

Saya berdoa, kiranya Tuhan akan menunjukkan kepada kita, jawaban-jawaban bagi persoalan kita masing-masing, yaitu jawaban yang tidak jauh dan ada di sekitar kita.

==================================================================

Bisa dipercaya adalah pujian yang lebih besar daripada dicintai. – George MacDonald

Give More

Amsal 10:8a; 20:5; 22:29

Di sebuah kerajaan, hiduplah seorang raja yang terkenal dengan kebijaksanaannya. Ada dua orang muda bernama Bagas dan Agus, yang bekerja di dalam kerajaan tersebut. Mereka berdua memiliki tingkat kepintaran yang sama. Setelah berjalan tiga tahun, Bagas diangkat menjadi kepala keuangan di kerajaan tersebut dan Agus diangkat sebagai asisten kepala keuangan. Melihat hal itu, Agus menjadi marah sebab ia berpikir bahwa secara intelektual Bagas tidak lebih dari pada dirinya. Bahkan ia berani bertaruh untuk berdebat secara terbuka, demi membuktikan bahwa dirinya juga layak mendapatkan posisi lebih baik daripada asisten kepala keuangan. Maka, dengan sangat marah ia mendatangi raja untuk menyampaikan rasa kecewanya. Setelah ia mengeluarkan semua kemarahannya, dengan tenang sang raja memintanya untuk pergi ke gudang makanan dan melihat apakah masih ada beras di sana. Dengan sigap Agus langsung pergi dan segera kembali melaporkan bahwa masih ada beras. Kemudian raja bertanya lagi, “Berapa karung lagi yang masih tersisa?” Jawab Agus, “Aku tidak menghitungnya, aku akan segera kembali memberi laporan.” Tidak lama kemudian ia kembali dan melaporkan bahwa persediaan beras masih tersisa 10 ton. Raja bertanya lagi, “Selain beras 10 ton, persediaan makanan apa saja yang masih ada di gudang?” Hal intu membuat Agus menjadi marah dan merasa dipermainkan. “Kenapa tadi tidak bertanya sekaligus padaku? Aku capek jika harus bolak-balik gudang makanan.” Raja kemudian meminta Bagas juga melakukan tugas yang sama dengan perintah yang sama. Setelah Bagas kembali, ia memberikan laporannya, “Persediaan beras masih ada 10 ton, itu tidak cukup untuk 3 bulan tetapi masih ada 20 ton jagung, 5 ton ubi kering, dan beberapa makanan lainnya. Persediaan makanan ini masih cukup 6 bulan, tetapi kita harus mulai mengumpulkan bahan makanan lagi supaya persediaan di gudang makanan teta pada.” Ketika mendengar penjelasan Bagas, Agus terdiam dan mengerti maksud raja.

Kita sering kali mendengar slogan “berikan lebih dari yang biasa Anda beri”. Namun, sudahkah kita menerapkannya? Memberikan lebih dari yang biasa kita beri bukanlah masalah sulit, jika kita memiliki kemauan untuk melakukannya. Orang yang mampu menerapkan slogan ini dalam keluarga, pelayanan, dan pekerjaan akan melihat hasil yang luar biasa, daripada mereka yang memberikan sesuatu dengan “sekadarnya”. Bagas selalu melakukan lebih dari yang diminta karena ia merasa mampu, dan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kerajaan tersebut. Berikanlah kasih sayang dan perhatian yang lebih pada keluarga kita. Bekerjalah dengan memiliki rasa tanggung jawab dan kepedulian yang besar di tempat pelayanan dan pekerjaan kita. Sebab, dengan demikian kita telah menanamkan “investasi” untuk masa depan kita. “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”

=================================================================

Kepemimpinan harus lahir dari pemahaman tentang kebutuhan mereka yang akan terpengaruh oleh hal itu. – Marian Anderson

Batu Pahat di Tangan Tuhan

1 Samuel 17:36-37

Ketika Daud menawarkan diri untuk maju berperang melawan Goliat, Raja Saul dan bangsa Israel meragukan kemampuan Daud. Saul berkata bahwa Daud masih terlalu muda dan tidak memiliki pengalaman berperang karena hanya seorang gembala, serta perawakannya tidak sebanding dengan Goliat yang tinggi besar. Goliat muncul, lengkap dengan perlengkapan perang, sememntara Daud hanya memiliki pengumban di tangan. Penampilan Daud tidak meyakinkan, namun demikian ia memenangkan pertempuran. Daud menjadi terkenal meskipun sebelumnya tidak banyak orang yang mengenalnya.

Keseharian Daud hanya dihabiskan seorang diri di padang, menggembalakan dombanya sambil bermain kecapi, bersekutu, dan memuji Tuhan. Terkadang juga muncul beruang ataupun singa yang mengintai dombanya. Ia tidak bisa meminta pertolongan orang lain di padang karena tidak banyak waktu, yang ada di hadapannya hanya dua pilihan, yaitu domba yang hilang atau melawan binatang buas tersebut. Pengalaman di padang inilah yang menghantarnya meraih kemenangan melawan Goliat. Kemenangan ini membuat bangsa Israel mulai melihat kapasitas, kehebatan, dan keperkasaan Daud di balik penampilan luarnya yang tidak meyakinkan. Tidak ada orang yang tahu kehebatan Daud di padang, sampai ia memunculkannya di Lembah Tarbantin melawan Goliat. Dengan kata lain, manusia yang sesungguhnya bukanlah apa yang tampak, tetapi apa yang ada di dalam diri kita. Sosok manusia rohani yang ada di dalam diri kita, jauh lebih penting dari pada “jubah rohani” yang kita pakaikan pada manusia jasmani. Keberadaan kita seorang diri bersekutu dengan Tuhan di padang gembala, jauh lebih membentuk siapa diri kita sebenarnya. Namun demikian, sering kali kita tidak memahami kebenaran ini, sehingga acap kali kita menjadi seperti Goliat. Ia hanya terlihat hebat di luar dengan segala atribut jasmani, namun dapat mudah dikalahkan hanya dengan sebuah batu kecil.

Adakah saat ini kita sedang dikalahkan oleh situasi ataupun persoalan yang membuat iman kita menjadi lemah? Apakah kita sedang mencoba untuk tetap berdiri tegak sekalipun kekuatan kita hampir tidak ada? Belajarlah dari Daud untuk berani mengambil langkah iman dan memercayai Tuhan dalam menghadapi persoalan yang ada. Karena inilah fondasi dasar yang harus kita letakkan, ketika kita ingin membangun manusia yang sesungguhnya di dalam diri kita. Tidak ada kehebatan yang kita dapat tampilkan tanpa kepercayaan kita akan melihat kemuliaan Tuhan. Dengan demikian, belajarlah memercayai Tuhan karena persoalan-persoalan hidup hanyalah sebuah batu pahat di tangan Tuhan, untuk membentuk manusia rohani sehingga semakin indah dan kuat, serta memancarkan kemuliaan Tuhan.

==============================================================

Lupakan soal suka dan tidak suka. Keduanya bukanlah konsekuensi. Kerjakan apa yang harus dikerjakan. Mungkin itu bukan sesuatu yang membahagiakan, namun di situlah terletak kebesaran. – George Bernard Shaw

Penyembahan yang Mengubah Hidup

Yohanes 4:23-24

Penyembahan merupakan kata yang akrab di telinga orang percaya. Namun sayang, banyak orang yang belum memahami makna sesungguhnya dari penyembahan. Penyembahan bukan bicara tentang liturgi, tetapi penyembahan adalah kehidupan itu sendiri. Mengetahui tentang penyembahan tidak akan berdampak apa pun, tetapi menyembah Tuhan akan mengubah hidup kita!

Di dalam Alkitab terjemahan bahasa Inggris, kata “menghendaki” ditulis dengan kata “mencari”. Jadi Tuhan mencari penyembah, bukan sekadar bentuk penyembahannya. Tuhan tidak tertarik dengan kemegahan acara ibadah, tetapi Tuhan mencari penyembah, Tuhan mencari Anda. Ketika kita datang ke Rumah Tuhan, kita bukan mau melihat konser yang megah, pemimpin pujian yang dahsyat, atau pembicara yang luar biasa. Jika itu yang kita lakukan, kita tidak akan mendapat upahnya.

Penyembahan akan mengubah cara pandang kita. Lakukan penyembahan dengan cara Anda sendiri, alami perjumpaan pribadi dengan Tuhan. Kita tidak perlu meniru gaya orang lain, karena setiap kita berbeda. Tuhan juga tidak menilai gaya orang per orang di dalam penyembahan. Yang diperlukan bukan gaya penyembahan, tetapi kedekatan kita dengan Tuhan sebagai hasil dari penyembahan tersebut. Cara pandang kita diubahkan begitu kita dekat dengan Tuhan, sehingga kita mulai mengerti cara kerja Tuhan.

Penyembahan akan mengubah alam roh. Dalam Dan 10:1-21, dikisahkan bahwa Daniel bertemu dengan malaikat Tuhan. Malaikat itu berkata bahwa sejak hari pertama Daniel menaikkan doa, sebenarnya doanya sudah didengar Tuhan. Namun, ada penghulu kuasa jahat di alam roh yang menahan jawaban doa tersebut. Begitu kuasa jahat itu dikalahkan, jawaban doanya pun sampai kepada Daniel. Jawaban doa sering kali terhambat oleh kuasa jahat yang ada di dalam roh. Untuk memenangkan peperangan, kita harus terlebih dahulu mengikat kuasa jahat tersebut. Dengan banyak masuk ke dalam penyembahan, Anda akan alami hidup yang berkemenangan!

Penyembahan akan membuat kita intim dengan Tuhan. Ketika kita intim dengan Tuhan, kemuliaan Tuhan menular kepada kita. Bukan hanya kemuliaan Tuhan, kuasaNya pun akan diberikan kepada kita untuk menghancurkan pekerjaan Iblis. Ini menegaskan bukan karena kita hebat, tetapi karena Tuhan. Di samping itu, perkenanan dan belas kasih ilahi pun turun atas kita.

Menyembah Tuhan adalah sebuah pengalaman pribadi. Saat kita menyembah, hanya ada kita dan Tuhan. Saat hati dan pikiran kita melekat padaNya, Tuhan leluasa bekerja melakukan banyak perkara ajaib di dalam hidup kita. Karena Tuhan tidak melihat tempat dan gaya penyembahan, maka kita bisa menyembah Tuhan kapan dan di mana saja.

================================================================

Rasa sakit saya dapat menjadi alasan untuk membuat seseorang tertawa. Tetapi tawa saya tidak harus menjadi alasan untuk seseorang merasakan sakit. – Charles Spencer Chaplin

Move On!

Yesaya 40:29-31

Ingatkah Anda dengan isi Hukum Newton yang pertama? “Setiap benda akan memiliki kecepatan yang konstan kecuali ada gaya yang resultannya tidak nol bekerja pada benda tersebut. Berarti jika resultan gaya nol, maka pusat massa dari suatu benda tetap diam, atau bergerak dengan kecepatan konstan.” Contoh peristiwa sehari-hari yang sering kita jumpai, misalnya pada saat kita berdiri di dalam bus yang sedang melaju, jika tiba-tiba bus direm, para penumpang akan terdorong ke depan. Contoh lainnya adalah kita akan sulit mengendalikan mobil atau motor yang sedang melaju dengan kencang.

Sama halnya dengan iman orang percaya. Jangan biarkan kita hanya tinggal diam saja atau tidak melakukan apa-apa di dalam menanggapi Amanat Agung dari Tuhan Yesus. Kita harus terus setia melayaniNya agar iman kita terus bergerak dan bertumbuh. Ibarat kendaraan bermotor yang sudah tidak pernah dipanaskan atau dipakai sama sekali dalam jangka waktu yang sangat lama, cepat atau lambat pasti akan rusak, sehingga tidak akan berfungsi sama sekali. Begitulah halnya dengan orang percaya, tidak cukup kita hanya percaya kepadaNya, namun kita juga harus menunjukkan iman kita dengan perbuatan nyata. Perbuatan kita harus mencerminkan apa yang kita imani, serta mencerminkan kasih Tuhan yang kita wujudkan secara nyata kepada sesama.

Suatu saat kita akan berjumpa dengan Tuhan di Sorga dan akan dimintai pertanggungjawaban sebagai orang percaya saat kita berada di bumi. Apa yang sudah kita lakukan untuk menunjukkan bahwa kita memang sungguh-sungguh percaya dan mengasihi Tuhan? Iman kita bukan hanya ditunjukkan dengan rajin pergi ke gereja untuk beribadah. Kasih kita kepada Tuhan dan sesama bukan dilihat dari sudah berapa banyak atau seberapa sering kita memberikan persembahan buat Tuhan dan sesama. Iman dan kasih kita ditunjukkan dengan kesetiaan mengiring Tuhan apa pun keadaan yang kita hadapi.

Mungkin di antara kita saat ini, ada yang merasa letih atau mungkin merasa bahwa semua pekerjaan yang dilakukan untuk Tuhan sia-sia saja. Orang di sekitar kita memandang rendah apa yang kita kerjakan. Percayalah, Tuhan melihat kesungguhan hati dan semangat kita di dalam melayaniNya. Manusia tidak bisa mengukur kedalaman hati bahkan kesungguhan hati kita di dalam melakukannya. Tetaplah setia dan giat di dalam melakukan pelayanan yang sudah Tuhan percayakan kepada kita sekarang. Apa pun yang kita lakukan, sekalipun itu kita lakukan di dalam keterbatasan keadaan kita, semuanya akan berkenan di hadapan Tuhan. Kasih karunia Tuhan yang senantiasa mencukupkan, itulah yang akan memampukan kita untuk melakukan yang terbaik bagiNya. Tuhan yang memanggil kita, Tuhan juga yang akan bertanggung jawab melengkapi dan menuntun kita.

================================================================

Hal yang mengejutkan tentang orang muda yang bodoh adalah tetap bertahan untuk menjadi orang tua yang bodoh. – Heinrich Heine

Kegelapan yang Diterangi

Mazmur 119:105

Apakah Anda memiliki lampu baterai atau lampu emergency di tempat tinggal Anda? Lampu baterai merupakan lampu yang dapat menolong kita pada saat listrik di tempat tinggal kita padam. Lampu baterai otomatis akan menerangi setiap ruangan yang gelap ketika aliran listrik mati sehingga kita dapat melihat dengan jelas semua benda yang ada di sekitar kita.

Begitu pula dengan Alkitab, yaitu sumber terang yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Pemazmur menyebut firman Tuhan sebagai pelita bagi kaki dan terang bagi jalan, meskipun ada orang yang mengatakan bahwa Alkitab adalah sebuah kitab yang menyesatkan karena ada ayat-ayat di dalamnya yang tidak masuk di akal mereka. Sebagai contoh, misalnya mengenai ketritunggalan Tuhan, dan juga beberapa mujizat yang Yesus lakukan ketika Ia berada di bumi, bahkan ada yang meragukan tentang kematian Yesus, dan lain sebagainya.

Memang tidak semua bagian di dalam Alkitab dapat dengan mudah kita mengerti. Ada bagian-bagian tertentu di Alkitab yang cukup sulit untuk kita pahami. Salah satu alasan mengapa kita tidak dapat cepat dan mudah untuk memahami sejumlah ayat firman Tuhan adalah karena dosa. Dosalah yang mengakibatkan pikiran kita menjadi gelap sehingga kita tidak dapat menangkap maksud Tuhan yang mulia, baik, dan suci. Di dalam sifat keberdosaan kita, kita adalah makhluk kegelapan yang sangat membutuhkan terang.

Dalam memahami firman Tuhan yang terdapat di dalam Alkitab, kita membutuhkan bantuan penerangan agar dapat melihat dengan jelas makna di dalam firman tersebut. Itulah sebabnya kita membutuhkan pertolongan Roh Kudus yang akan memberikan penjelasan agar kita dapat memahami maksud dan tujuan firman Tuhan yang kita baca.

Rasul Paulus mengatakan bahwa Roh Kudus menyelidiki hal-hal yang tersembunyi dari Tuhan, termasuk hal-hal yang tidak kita pahami saat kita membaca firman Tuhan. Bersyukurlah karena setiap orang yang telah percaya padaNya telah diberikan Roh Kudus yang akan senantiasa ada bersama dan membimbing kita. Bukan hanya di dalam memahami firman Tuhan, namun juga menolong kita untuk mengingatkan akan firman Tuhan tersebut. Dengan rutin membaca Alkitab, serta tentunya juga dengan melakukannya, kehidupan kita yang tadinya gelap akan menjadi terang, lebih teratur, dan terarah. Jangan pernah merasa bosan untuk senantiasa membaca Alkitab. Alkitab bukanlah sekadar buku biasa, karena di dalamnya kita dapat mengetahui hal-hal yang bisa mengubah kehidupan kita. Mintalah pimpinan Roh Kudus saat kita membaca firman Tuhan. Juga mintalah pertolonganNya agar kita dimampukan untuk melakukan firman Tuhan tersebut sehingga kita dapat menjadi “anak-anak terang”.

=============================================================

Jika Anda tidak bermaksud untuk menyelesaikan pekerjaan itu, jangan mulai untuk melakukannya. – Anonim

Jangan Berlebihan

Galatia 5:22-23; Efesus 4:26

Seorang petenis juara dunia yang sangat dihormati, bernama Arthur Ashe mendapat julukan “Citizen of the World”. Dalam sebuah pertandingan “Masters Tennis Tournament in Stockholm, Sweden” pada tahun 1975, ia bertanding melawan Ilie Nastase, petenis asal Rumania. Cara bermain Nastase seperti orang kesetanan, karena dalam pertandingan dia selalu mengeluarkan kata-kata makian, kata-kata kutukan, serta ejekan kepada lawannya. Namun, Arthur dapat menerimanya dengan hati yang tenang. Ia menunjukkan sikap dewasa dalam meresponi lawannya tersebut. Tetapi di tengah pertandingan, Arthur tiba-tiba memutuskan mengundurkan diri dari pertandingan atau tidak melanjutkan pertandingan tersebut. Ia meletakkan raketnya di tengah lapangan, kemudian berjalan menuju kursi wasit, lalu berkata, “Sudah cukup bagi saya. Saya sudah bertahan sampai titik ini, dan saya rasa cukup. Saya khawatir, saya tidak sanggup bertahan dan kehilangan kendali atas keadaan ini.” Kemudian wasit itu menjawab, “Tapi Arthur, dengan tindakan ini, kamu akan kehilangan kesempatan menang dalam pertandingan ini.” “Tidak apa-apa,” sahut Arthur, “saya lebih baik kehilangan kemenangan dalam pertandingan ini daripada kehilangan kendali dalam diri saya.”

Keesokan harinya, panitia menyatakan tidak dapat menerima tindakan Nastase yang sudah kelewatan tersebut, sekaligus menyatakan bahwa Nastase tidak layak menjadi pemenang dalam pertandingan itu, dan Arthur yang dinyatakan sebagai pemenang. Ketika Arthur mengalah, ia justru menjadi pemenang. Keputusan para juri tersebut mengagetkan banyak orang yang hadir pada saat itu, termasuk Nastase sendiri. Namun mau tidak mau, ia harus menerima keputusan dari panitia. Kejadian ini menyatakan bahwa orang yang kuat belum tentu menang, demikian juga orang yang cepat atau cekatan belum tentu keluar sebagai juara, karena ada etika-etika yang menjadi peraturan dan wajib ditaati dalam sebuah pertandingan.

Dalam Gal 5:23, kata ‘penguasaan diri’ atau ‘self control’ (KJV), artinya mengendalikan diri atau menahan diri, khususnya untuk sesuatu yang berlebihan, termasuk di dalamnya pengendalian diri dalam emosi yang mengarah pada amarah. Kita boleh marah, namun haruslah marah yang positif. Marah harus dikendalikan agar kita jangan sampai marah berlebihan sehingga menimbulkan dosa, baik dosa melalui lidah ataupun melalui pikiran kita, terlebih melalui perbuatan kita. Misalnya sampai mengeluarkan kata-kata yang kotor atau kasar, perkataan yang melukai perasaan orang lain, dan lain sebagainya. Bahkan sampai menjadi batu sandungan bagi orang di sekitar kita yang mendengarnya, sehingga mereka juga menjadi berdosa karena perbuatan kita. Firman Tuhan juga menegaskan, jangan sampai amarah kita masih berkobar ketika matahari akan terbenam. Hal ini mengisyaratkan bahwa kita tidak boleh menyimpan amarah berlama-lama.

=============================================================

Kalau kita ingin bertumbuh, kita selalu akan keluar dari zona kenyamanan kita. – John Maxwell

Pohon Dinamit

1 Petrus 3:8-13

Pernahkah Anda mendengar spesies pohon yang bernama hura brasiliensis? Pohon ini merupakan salah satu tanaman yang berasal dari hutan tropis Amazon. Pohon yang sangat unik ini memiliki banyak julukan, yaitu: Pohon dinamit, pohon neraka ataupun pohon kotak pasir. Mengapa pohon ini diberikan julukan seperti itu? Hal ini disebabkan oleh seluruh bagian dari pohon ini memiliki ciri khas yang berbahaya dan dapat melukai makhluk hidup di sekitarnya. Pertama-tama, pohon ini memiliki batang yang berduri tajam. Ditambah lagi dengan fakta bahwa pohon ini beracun. Oleh karena itu, racun yang dikandung oleh hura brasiliensis banyak digunakan oleh penduduk setempat untuk dioleskan di mata panah mereka. Selain itu, mereka juga punya buah yang aneh. Begitu buah pohon ini matang, buah tersebut akan meledak! Ketika meledak buah tersebut akan mengeluarkan suara yang keras dan menembakkan biji-biji di dalamnya dengan kecepatan tinggi. Kekuatan ledakan buahnya sanggup melukai manusia dan hewan yang tidak sengaja lewat di dekatnya. Tidak heran ada yang menjulukinya pohon dinamit atau pohon neraka. Bentuk keseluruhan pohon ini sama sekali tidak indah dan tidak menarik. Penduduk setempat yang ingin berjalan melewati pohon dinamit harus ekstra hati-hati. Mereka harus waspada kalau tidak mau terluka.

Pernahkah Anda menghadapi seseorang dengan wajah yang tidak ramah, tidak pernah tersenyum, selalu cemberut, dan memiliki kepribadian yang kasar? Mungkin di sekitar kita banyak terdapat orang yang seperti ini. Mereka bagaikan pohon dinamit yang berbahaya. Setiap bagian dalam diri mereka dapat membuat kita tidak bersemangat, tegang, atau bahkan ketakutan. Kesalahan yang dilakukan orang lain sedikit saja, akan dibesar-besarkan dan dianggap fatal oleh mereka. Pertanyaannya, bagaimanakah cara kita berkomunikasi dan membangun hubungan yang baik dengan orang-orang seperti ini? Jika kita membaca 1 Ptr 3:8-13, kita akan mengerti cara terbaik memperlakukan mereka. Firman Tuhan selalu mengajarkan hal yang baik untuk kita lakukan, meskipun itu sulit. Petrus menuliskan bahwa kita tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan, atau kata-kata makian dengan kata-kata makian. Sebaliknya, orang-orang yang memiliki karakter yang keras dan dingin tersebut harus kita doakan, berkati, tanggapi dengan keramah-tamahan. Walau ada orang-orang tertentu di sekitar kita yang senang mencari keributan dan perkara terhadap kita, ingatlah untuk tidak melawan! Jalan yang paling benar adalah lewat senyuman dan perbuatan baik terhadap mereka. Di ayat yang ketiga belas, Petrus menuliskan, “Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik?” Karena itu, jika kita ingin mengubah mereka, teruslah tebarkan kebaikan hati kita kepada mereka yang tidak mengenal kebaikan. Suatu saat nanti mereka akan sadar dan mengalami perubahan!

=============================================================

Ketika Anda kalah, Anda tidak kehilangan pekerjaan. – Anonim